Senin, 15 Desember 2008

CONVERSI ENERGI...

KONVERSI ENERGI
Energy
Definisi tentang energi dapat menjadi sangat lebar. Di mata para insinyur, energi bisa bertautan dengan istilah minyak bumi, listrik, panas bumi, gas alam, dan sebagainya. Di mata masyarakat, energi bisa berarti bensin, diesel (solar), pertamax, minyak tanah, baterai, dan bahkan makanan. Tapi secara umum, energi itu ialah sesuatu yang menghasilkan kerja.Kalau Anda memiliki latar belakang teknik, kerja bisa berarti kerja turbin, kerja kompresor, kerja pompa, dan sebagainya. Dalam kegiatan sehari-hari, kerja bisa berarti kerja mobil, kerja kompor, kerja handphone, bahkan kerja tubuh Anda dalam beraktivitas (curhat, menggosip, tidur, jalan-jalan, dsb). Cukup sederhana, bukan? Dan salah satu konsep dasar yang penting mengenai energi ialah “energi tidak bisa diciptakan namun bisa dikonversi dari satu bentuk ke bentuk lainnya”.
Konversi
Apakah yang dimaksud dengan konversi? Konversi artinya perubahan bentuk. Jadi, kalau mau ditilik-tilik energi yang kita gunakan dalam kehidupan kita (katakanlah makanan atau listrik dari PLN), merupakan hasil konversi energi dari suatu bentuk sebelumnya. Berbagai peralatan proses dan teknologi bertugas mengkonversi energi tersebut menjadi sebuah bentuk energi siap-guna dan mudah-pakai (dalam konteks artikel ini, konsumen akhirnya ialah manusia). Contoh bentuk energi siap-guna dan mudah-pakai ialah energi listrik, makanan, BBM, LPG, minyak tanah, dan beberapa contoh lainnya. Contoh bentuk energi tidak siap-guna dan tidak mudah-pakai ialah minyak bumi mentah, gas alam, sinar matahari, air laut, batubara tambang, dan masih banyak lagi.Energi terbarukan merupakan istilah yang digunakan untuk mengkategorikan energi berdasarkan rentang waktu pengadaan-kembalinya. Tanaman, sinar matahari, dan air dikategorikan sebagai sumber energi terbarukan karena bahan-bahan tersebut terus-menerus ada atau dapat kembali ada dalam waktu yang singkat. Minyak bumi, gas alam, dan batubara dikategorikan sebagai energi tidak terbarukan karena pengadaan-kembalinya memakan waktu ratusan ribu hingga jutaan tahun.Karena cadangan bahan bakar fosil dunia yang terus menurun dan diperkirakan hanya cukup untuk beberapa puluh tahun (untuk minyak bumi) dan beberapa ratus tahun (untuk batubara), dunia mulai mengerahkan para penelitinya untuk menemukan jalan yang efektif dan efisien untuk memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan dengan harapan bahwa energi di bumi dapat terus tersedia hingga kiamat dunia. Salah satu solusi yang cukup ultimat (menurut saya) tapi kontroversial (menurut beberapa orang) ialah biofuel, termasuk biodiesel dan bioetanol.
1. energi juga terbagi menjadi:
- energi terbaharukan( berasal dari alam )
- energi tak terbaharukan ( butuh jangka waktu yang panjang dalam penyediaannya )
- energi baru ( dimana baru dikembangkan )
Sumber-sumber Energi Tidak Terbarukan
Minyak bumi
Minyak bumi berwarna hitam kecoklatan, agak kental, dan merupakan hasil penguraian hewan-hewan zaman purba yang terperangkap di lapisan bumi. Minyak bumi dimanfaatkan melalui proses distilasi/fraksionasi. Apa itu distilasi/fraksionasi? Sederhananya, distilasi ialah proses pemisahan suatu zat menjadi komponen-komponen penyusunnya. Apa saja komponen penyusun minyak bumi? Bensin, diesel, avtur, minyak tanah (kerosin), dan sebagainya.Bensin dan diesel digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Diesel juga dapat digunakan untuk pembangkitan listrik. Minyak tanah dapat dimanfaatkan untuk kompor rumah tangga. Oh ya, dengan sedikit proses tambahan (di kilang minyak), minyak tanah dapat diubah menjadi avtur, bahan bakar pesawat yang harganya berkali-kali lipat dibanding minyak tanah. (Hehehe..). Minyak bumi juga mengandung komponen-komponen ringan yang berada dalam bentuk gas. Gas-gas tersebut diproses menjadi LPG yang salah satu kegunaannya ialah untuk masak indomie goreng kita tiap pagi.Gas Alam
Gas alam ialah temannya minyak bumi, tentunya tidak berwarna, dan juga merupakan hasil penguraian hewan-hewan zaman purba. Gas alam dimanfaatkan dengan cara dibakar. Energi yang dihasilkan dapat digunakan untuk memutar turbin gas yang terhubung dengan generator listrik. Gas alam biasanya dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik dan juga sebagai bahan mentah industri-industri kimia. Untuk keperluan ekspor-impor antar negara, gas alam umumnya diubah bentuknya menjadi cairan (likuefaksi) dan kita kenal dengan istilah LNG. Kenapa harus diubah menjadi cairan? Karena transportasi dan distribusi cairan jauh lebih mudah dibandingkan dengan transportasi dan distribusi gas (walaupun membutuhkan biaya tambahan yang tidak sedikit).
Batubara
Batubara juga merupakan bahan bakar fosil, terbentuk sebagai hasil penguraian materi organik dari tumbuh-tumbuhan dan terperangkap dalam lapisan bumi. Umumnya batubara dimanfaatkan dengan cara dibakar. Selain dibakar, batubara juga dapat dimanfaatkan melalui gasifikasi (diubah bentuknya menjadi gas) dan likuefaksi (diubah bentuknya menjadi cairan).Pembakaran batubara yang paling mudah kita imajinasikan ialah tukang sate pinggir jalan (walaupun sebenarnya umumnya tukang sate menggunakan briket kayu dan bukan batubara). Ya tapi intinya seperti itu: blok-blok hitam membara yang menghasilkan panas. Oleh tukang sate, panas itu digunakan untuk memanggang daging, sedangkan oleh industri, panas yang dihasilkan dimanfaatkan untuk membangkitkan steam (uap air). Steam kemudian digunakan untuk memutar turbin uap yang dihubungkan dengan generator listrik.Bagaimana dengan gasifikasi? Batubara dapat digasifikasi dan menghasilkan gas hidrogen dan karbonmonoksida. Gas inilah yang kemudian dibakar untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Jadi, yang dibakar ialah gas hasil konversi batubara dan bukan batubaranya langsung.Kalau likuefaksi batubara? Untuk likuefaksi, batubara dapat diproses sedemikian rupa sehingga hasil akhirnya ialah cairan yang dapat kita gunakan untuk kendaraan bermotor kita. Afrika Selatan berhasil mempraktekkan teknologi ini (dengan terpaksa) karena dulu mereka mengalami embargo PBB berkenaan dengan politik apartheid-nya.
Sumber Energi Baru
Beberapa waktu lalu saya menulis tentang tidak perlunya kita berhemat BBM. Dalam artikel tersebut saya mengusulkan untuk dibuat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Namun setelah merenungkan beberapa saat, ternyata Indonesia memiliki begitu banyak sumber energi. Sebagai contoh: Minyak bumi, gas bumi, panas bumi, air, angin, dll. Dua pilihan yang pertama adalah sumber energi yang habis pakai, namun saat ini sangat banyak digunakan. Tiga yang terakhir adalah sumber energi yang tidak pernah habis dipakai namun saat ini belum banyak dikembangkan.
Pertimbangan Penggunaan Sumber Energi:
Menurut pemikiran saya, terdapat beberapa hal yang mungkin bisa menjadi pertimbangan dalam pemilihan sumber energi baru. Hal tersebut antara lain:-Terdapat di banyak tempat-Memiliki potensi kekuatan/daya yang cukup besar.-Reliable-Murah-Mudah-Mengarah pada kemandirian bangsa
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas saya memiliki visi: ANGIN / AIR sebagai sumber energi baru untuk dikembangkan. Beberapa kelebihan angin/air sebagai sumber energi adalah sebagai berikut:
-Angin dan air sangat melimpah di IndonesiaBumi Indonesia yang berupa kepulauan terletak di garis khatulistiwa. Singkatnya, Indonesia memiliki garis pantai yang sangat panjang (berarti banyak angin).
-Indonesia juga memiliki curah hujan yang tinggi (berarti banyak air).Potensi kekuatan/daya yang dihasilkan luar biasa besar mengingat jumlah sumber daya yang juga teramat besar. (lihat point 1).
-Posisinya yang terletak di banyak tempat membuat Indonesia tidak bergantung pada satu pembangkit. (Tidak seperti sekarang, hiks..pada saat saya menulis ini sebenarnya sedang menggunakan genset karena sedang ada pemadaman dari PLN)
-Angin dan Air jelas murah karena tidak bisa dimonopoli oleh suatu perusahaan. Bahkan perusahaan negara-pun tidak bisa melakukannya.
-Relatif mudah, walaupun untuk ini perlu adanya riset untuk mengembangkan teknologinya. Karena ukuran pembangkit yang tidak perlu terlalu besar sehingga tidak terlalu kompleks.Visi saya, pembangkit-pembangkit energi ini dikelola oleh Kelurahan atau bahkan Kepala Keluarga. Sehingga cita-cita membangun kemandirian bangsa (dalam hal ini, energi) bukan lagi mimpi.

KONVERSI ENERGI ADALAH PROSES MENGGUBAH ENERGI SATU KE ENERGI YANG LAIN YANG DIINGINKAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar